Kamis, 11 Maret 2010

(maaf) Kain Sarung


"Pa... jangan lupa besok ada undangan di sekolah Tika tuh, acara perpisahan...." suara Sinta Istriku membuat aku tersentak, kaget.
"Iya", jawabku sambil menarik selembar undangan di atas meja kerjaku. kubaca, lalu kuletakkan kembali.
-------------

Suasana gedung sudah ramai ketika aku datang, semua siswa tampak lebih tua dari usianya ketika di"paksa" pake kebaya dan Jas. Entah sejak kapan anak Sekolah Menengah berpakaian seperti ini ketika upacara perpisahan...? tapi bukan itu yang mengganggu fikiranku saat ini...

Acara demi acara berjalan, hampa kulewati..Semua selesai, para siswa terlihat begitu gembira ketika berphoto-photo bersama, para guru dan beberapa pejabat yang hadirpun terlihat begitu bersemangat. Tidak begitu dengan seoran siswa laki-laki yang menggunakan jas lusuh di pintu. Aku ingat anak ini, dia tadi yang maju ke panggung sebagai siswa terbaik tahun ini, tapi mengapa ia terliha murung dengan mata yang selalu menatap ke arah pintu keluar..

Beberapa anak laki-laki dan perempuan berusaha menariknya untuk photo bersama, ia hanya meladeni dengan ekprsesi wajah yang dipaksakan ceria...Aku begitu penasan ada apa gerangan. Aku mendekatinya, kejulurkan tanganku.
"selamat Ya" ucapku berbasa-basi
"terima kasih ya OMM"
"koq ngga' ikutan photo-photo di depan?"
"ada yang tunggu Omm"
"hmm.. pacarnya ya?"
"bukan omm, saya lagi nungggu Emak" jawabnya dengan penuh harap, matanya mulai berkaca-kaca
"belum datang?"
"belum Omm, saya khawatir kalau Emak ga' bisa datang, padahal beliau ingin sekali datang, dan saya sangat mengharapkan beliau untuk datang....apa Emak masih marah ya sama saya?"
"loh emangya kenapa? tanyaku penasaran
"kemaren emak mau dateng ke acara ini, saya larang, saya takut emak jatuh sakit lagi.. emak punya pennyakit asma yang parah Omm, tapi emak mengira saya malu kalau emak datang Omm, emak mengira saya melarang emak lantaran takut kalau teman-teman saya tahu kondisi emak yang sudah tua dan sakit-sakitan"
.......
DASHHHH..... bagai petir menyambar kalimat yang terahir dari anak ini kudengar, ... dunia seakan berputar kebelakang, ketika aku masih SMA dulu...,
Aku yang malu dengan keadaan Ibuku. Ibuku tidak seperti kebanyakan ibu-ibu lain yang bisa dandan, yang berpakaian bagus-bagus, yang masih muda dan cantik, Ibuku malah seorang wanita kampung yang biasa menggunakan kain sarung kemana-mana, ibuku adalah seorang yang sudah tua, yang cuma tau ke pengajian, Ibuku hanya wanita kampung yang tidak pernah ikut arisan seperti ibu-ibu yang lain.. Apa kata Dunia kalau Ibu hadir di hari yang paling mengesankan dalam hidupku..? reputasiku sebagai siswa teladan, mantan ketua OSIS terbaik, siswa yang paling pintar disekolahku. akan hacur kalau saja ibuku datang... sedangkan teman-teman yang mau datang kerumah saja kularang, dengan maksud mereka tidak akan tahu keadaanku sebenarnya.. dan itu kuulangi saat aku kuliah dan akhirnya wisuda S1 dan S2

Sekarang, untuk anak angkatku Tika, tidak hanya istriku, akupun menghadirinya... aku baru sadar, ibuku sangat ingin menghadiri pesta perpisahan disekolakku waktu itu... betapa tidak, ibu sampai membeli kain sarung baru hanya untuk menghadiri acara itu. tapi aku tidak peduli sama sekali, walau kakakku Yuda tidak datang saat acara itu aku tetap senang, karena sampai akhir masa sekolahku tidak ada yang tahu yang mana ibuku.
Teringat semua kebaikan dan ketulusan yang diberikan Ibu yang berbanding terbalik dengan apa yang aku berikan untuknya...
Tubuhku tiba-tiba lemas, aku bersandar di dinding, pandanganku gelap... sebelum benar-benar mataku tertutup, aku masih melihat seorang ibu memeluk anak laki-laki yang tadi bicara denganku.

***********************************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar